Anomali Siaran Televisi di Tengah Pandemi
Bulan tempo hari, masalah korona sempat sentuh angka paling tinggi. Enam beberapa ribu juga. Sesungguhnya, kita ini tidak (ingin) berbeda, ya. Pengin segera usai, eh malahan bertepuk samping tangan. Sesungguhnya, salah kita sendiri, kenapa ngotot membuat keramaian di saat semacam ini. Terhitung, kembalinya Habib Rizieq Shihab langsung memantik api dalam jiwa-jiwa umat yang merindukan. Bukanlah menjaga jarak, malahan terjang batasan dengan bergabung dempet-dempetan, karena sangat rindunya pada beliau sesudah ketahan lama di negeri Saudi. Belum juga kegiatan-kegiatan yang lain, seperti acara pernikahan yang kurasa, jadi peristiwa penting yang pantang dilewatan---tapi apa tidak dapat diundur dahulu? Meskipun siang-malam petugas Satuan tugas COVID-19 mengingati beberapa masyarakat untuk patuh prosedur kesehatan, rasa-rasanya akan "patah" bila menyaksikan fakta. Di tayangan tv, lebih persisnya. Benar-benar, stasiun-stasiun tv mempropagandakan penjagaan dari virus korona. Mulai dar